Rabu, 08 Juli 2015

Manusia Mati Meninggal Nama

"Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, 
Manusia mati meninggalkan nama." - Peribahasa Indonesia 


Dan apalah arti dari sebuah nama? 

Bukan nama yang bagus, nama yang unik, bahkan nama yang luar biasa. Tidak penting apa arti dari nama tersebut. Namun, apakah nama tersebut akan diingat sepanjang masa?


Tentu kita semua mengenal seorang wanita dengan kebaikan hatinya yang rela menghabiskan hidupnya hanya untuk merawat orang sakit di India. Bunda Teresa yang sudah lama sekali wafat, namun namanya masih saja diingat sampai sekarang,

Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh 14:6). Berbuat baik tidak membuatmu masuk surga. Hanya melalui iman percayamu kepada Yesus, maka akan bertemu kepada Bapa. Lantas, untuk apa kita berbuat baik jika berbuat baik tidak mendatangkan sorga? 

Pernah suata kali saya berbincang dengan seorang teman saya. Dia bercerita mengenai betapa banyak orang yang datang saat pemakaman adik sepupunya beberapa bulan yang lalu. Dia menceritakan bahwa semua orang mengatakan bahwa adiknya adalah sosok yang baik sehingga memiliki banyak teman. Keluarga besarnya bahkan tidak menyangka bahwa pemakamannya akan dipenuhi banyak orang. Lantas apakah dengan kebaikan hatinya dia akan masuk surga? Tidak ada yang tau soal itu, Bahkan orang tuanya dan pendeta sekalipun. Jika dia tidak masuk surga, maka untuk apa berbuat baik? 

Berbuat baik adalah kewajiban. Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan. Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Mat 25;35 & 40). Berbuat baik adalah bentuk ucapan syukur kepada Tuhan karena pengorbann-Nya untuk kita. Berbuat baik adalah kewajiban karena kita tahu bahwa pengorbanan Tuhan sungguh luar biasa.

Namun, apalah arti perbuatan baik tanpa disertai iman? Seorang yang beriman akan melakukan perbuatan baik karena bentuk ucapan syukurnya kepada Tuhan. Tidak salah untuk berbuat baik. Namun hendaklah berbuat baik berdasarkan iman percaya kepada Tuhan, bukan karena hal lain yang bersifat duniawi. Berbuatlah baik untuk orang lain agar namamu bisa dikenang sampai kapan pun, 

Seorang Pria dan Cinta Pertamanya


Pria ini adalah pria yang sangat baik yang pernah saya kenal. Dia pria dengan wajah rupawan. Sudah hampir setengah tahun kami saling mengenal dengan baik. Dia memiliki banyak teman pria namun sedikit berteman dengan wanita. Dia pribadi yang menyenangkan dengan banyak humor yang tidak ada habisnya jika mengobrol.

Awal tahun ini dia menemukan cinta yang sebelumnya belum pernah dia rasakan. Tempat kerjanya membawa dia bertemu dengan cintanya. Cinta diawali bukan dari padangan pertama. Namun cinta tumbuh tetap dari mata. Cinta yang sudah lama dinantikan olehnya. Saat cinta datang, dia bahkan tidak mengenal kata status. Ia tidak sedikitpun peduli dengan latar belakangnya dan latar belakang wanita tersebut. Ini yang saya kagumi dari dia. Dan dari pengakuannya, ini cinta yang pertama kali dia rasakan di saat dia sudah menginjak usia hampir seperempat abad. 




Dia bukanlah pria yang mudah jatuh cinta. Dan dia bukan mencintai wanita yang sempurna. Tidak pernah terbayang sedikitpun olehnya mencintai wanita seperti wanita ini. Tetapi tutur bahasa dan obrolan yang selama ini dijalin membuatnya jatuh cinta. Dia bukanlah wanita sempurna dengan wajah yang rupawan atau fisik bak seperti model. Tapi kepribadiaan dan karakter yang dimiliki wanita tersebut melengkapi setiap kekurangannya. Dia mengakui wanita tersebut sangat sempurna di matanya. Dan dia juga merasa sempurna saat bersama wanita tersebut. 

Dia belum pernah jatuh cinta sebelumnya, walaupun dia sudah beberapa kali menjali hubungan dengan wanita lain. Tidak ada wanita yang mampu membuatnya jatuh cinta seperti dengan wanita ini. Tidak ada wanita sebelumnya yang pernah diperkenalkan dengan keluarganya selain wanita ini, walaupun kedua adik lak-lakinya sudah pernah memperkenalkan teman wanitanya kepada keluarganya. Dia cukup serius dengan wanita tersebut.

Dia adalah temanku. Teman dekatku saat ini. Banyak pelajaran yang bisa aku dapat darinya. Dia memberiku banyak nasehat untuk membuatku menjadi lebih dewasa.

Senin, 01 Juni 2015

Untuk sahabatku..

Untukmu sahabatku...
Aku tidak yakin apakah aku masih bisa mengutarakan ini secara langsung kepadamu. Bukan karena aku tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya, namun karena aku tidak yakin apakah kau masih mau mendengar saran dariku. Aku sungguh menyayangimu lebih dari seorang sahabat.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYFcbxBA6VKlQypTktOl0WLa3ys3Hjb-Kqp6qMtWqz1ynoYfk4JhHAdbu4v7mP3O1b7DEkeNPDSXsdpBKsOH3HDVJ9ypR0JIXJi4iD8yAHsAEH2QY6yL1ANc7x4znvb9u3Qe7WDDnAv6k/s1600/Best_Friends_by_SinfulEyes.jpg
Ini bukan baru pertama, kedua, atau ketiga kalinya aku mendengar ceritamu mengenai hubunganmu dengan pria yang sangat kau cintai itu. Walaupun saat ini status kalian belum jelas, tapi aku tahu cintamu padanya sangat kuat. Bahkan sampai dia menyakitimu pun, kau masih bersabar dan bertahan untuk berada di sampingnya. Apa yang kau harapkan dari dia? Dia tidak mencintaimu seperti yang kau lakukan padanya. Dia bukan tipe pria yang memiliki masa depan yang cerah dengan tingkah lakunya seperti itu. Dia bahkan belum menyelesaikan kuliah sarjananya. Sudah tujuh tahun dia masih betah berada di lingkungan kampusnya. Bukan karena dia tidak mampu. Tapi karena dia tidak serius, Sayang. Jika dia mencintaimu, dia akan secepatnya menyelesaikan kuliahnya dan mengejarmu. Sedangkan kau sudah memiliki usia yang matang untuk membina hubungan dengan pria yang serius.

Dia menghabiskan setiap uangnya untuk mencoba keberhasilan dengan menggandakan uangnya. Aku tahu orang tuanya bukan sangat sangat mampu, namun berkecukupan. Tapi dia rela menghabiskan uangnya untuk permainan haram itu. Bagaimana dia bisa menyelesaikan kuliahnya jika laptopnya saja rela dia gadaikan demi mendapatkan uang untuk mencoba keberuntungan seperti itu? Kau tau benar pria seperti apa dia. Tapi mengapa kau rela memberikan uang kepadanya saat uangnya habis? Aku tahu kau tidak rela saat tahu dia kelaparan karena tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Tapi kebaikanmu membuatnya manja dan tidak tahu bagaimana akibat dari perbuatannya. Apa kau rela jika nanti kalian sudah menikah dan sedikit demi sedikit setiap isi dari rumah kalian digadaikan olehnya untuk bermain penggandaan uang seperti itu lagi? Sahabatku.. Aku tahu betul bahwa kau orang yang berkecukupan. Setiap permintaanmu selalu dipenuhi oleh orangtuamu karena ayahmu sangat mencintaimu. Sehingga aku tidak yakin apakah cintamu yang sangat kuat itu kelak bisa mempertahankan pernikahanmu dengannya jika dia tidak berubah bermain permainan haram itu.

http://perempuan.com/asset/files/data/family6.jpgDia juga bukan pria yang sopan dalam perkataan. Bagaimana kau betah berkomunikasi dengannya jika dia kerap kali mengucapkan kata-kata kasar dan kotor kepadamu? Aku tidak tau terbuat dari apa telingamu sehingga kau masih sanggup mendengar bentakan, marahan, dan kata-kata kotor yang selalu dia ucapkan saat dia tidak mood atau emosi. Tolong jangan abaikan ini. Aku sungguh sangat mengasihimu. Aku nggak mau kau nantinya jadi kasar seperti dia karena kau sering menghabiskan banyak waktumu dengannya.



http://cdn.pttbook.com/zhtw/c4140/Image/20150317/6356222597993466441838343.jpgDia bukan hanya tidak sopan dalam berkata-kata. Tapi dia juga tidak segan menggunakan tangannya untuk meluapkan emosinya saat bertengkar denganmu. Bagaimana bisa kau tahan dengan pria yang suka memukulmu saat dia emosi dan keinginannya tidak dipenuhi? Aku tau kau wanita yang sabar. Tapi ketahuilah, jika saat kalian belum menikah saja dia sudah berani berlaku sedemikian kasar padamu, aku tidak berani  membayangkan perlakuan apalagi yang akan kau dapatkan jika kalian sudah menikah.

Dia bahkan memperlakukanmu seperti mainannya. Kau diperlakukan sesukanya olehnya. Dia tau kau sangat menyayanginya. Tapi dia tidak bersyukur karena masih ada wanita yang sayang kepadanya. Dia malah mempermainkanmu, Sayang. Kau layak mendapatkan pria yang lebih baik dari dia. Kau manis. Kau pintar. Kau bukan wanita lemah. Tapi mengapa kau mau menghabiskan usia matangmu untuk menunggunya? 

Dia juga pernah menyia-nyiakanmu. Tapi kau masih memberikan kesempatan kedua. Bukan. Entah udah berapa kesempatan yang kau berikan atas semua perlakuannya padamu. Bukankah menduakanmu merupakan alasan yang paling tepat untuk meninggalkannya tanpa merasa bersalah? Tapi kau masih memaafkannya. Terbuat dari apakah hatimu sehingga kau masih sanggup menerimanya kembali, Sayang?

Sahabatku yang sangat baik.. Jika nanti kau membaca ini, aku harap kau tidak marah kepadaku. Aku harap kau coba berpikir lagi untuk menunggunya dan bertahan dengannya. Aku tahu setiap manusia memiliki sisi baik. Aku tahu dia mungkin akan berubah nanti. Tapi ingatlah usia matangmu. Jika kau menghabiskan waktumu hanya untuk dia, kau tidak akan menemukan pria lain yang lebih pantas untukmu. Saat kau menyesal nanti akan penantianmu untuknya, umurmu sudah tidak matang lagi. Dan kau akan sangat menyesal dengan masa lalumu.

http://deenana.blogdetik.com/files/2010/02/5c910651398bdefee654e11c3ee28bf5_lady_in_waiting-207x300.jpgAku berjanji. Aku akan mendengar setiap keluh kesah dan ceritamu mengenai dia. Aku juga berjanji, aku tidak akan berhenti mengingatkanmu untuk berhenti menjadi wanita bodoh yang menunggu pria bodoh seperti dia. Kau ingat buku Lady In Waiting yang dulu kau kirimkan untukku saat aku berada di titik kacau karena kisah percintaanku dulu? Buku itu yang menginspirasiku menjadi wanita yang tidak gampangan seperti sekarang. Buku itu mengisi setiap relung hatiku untuk menjadi wanita dewasa agar nantinya aku pantas untuk pria dewasa yang baik. 



https://elgaayudi.files.wordpress.com/2010/11/illustration_art_of_children_b10-psd-047.jpgSahabatku.. Kita memiliki masa kecil yang indah. Aku ingin masa dewasa kita juga indah seperti masa kecil kita. Jangan habiskan masa sekarangmu untuk menunggu pria yang tidak pantas untukmu. Jika saat ini kau belum menemukan pria yang pantas, maka mari memantaskan diri agar nantinya menemukan pria yang pantas, yang sudah menunggumu di masa depan. Tuhan tidak mungkin menjodohkanmu dengan pria bodoh itu. Dia sudah menyiapkan pria baik untukmu. Tapi lain hal jika kau masih tetap menunggunya dan kau memaksa Tuhan untuk merestui hubunganmu dengannya.

Sahabatku.. Aku berkata seperti ini bukan karena aku ingin mengguruimu. Tapi karena aku tahu yang kau lakukan adalah salah. Aku mencintaimu sahabatku...
http://www.coolfreeimages.net/images/God_bless_you/God_bless_you_01.jpg

Jumat, 17 Oktober 2014

Memilih pasangan hidup bukan hanya sekedar materi ataupun status

Ini bukan bukan pengalaman pribadi saya dan semoga tidak menjadi kenyataan pada saya kelak.

Seorang teman, sebenarnya lebih pantas disebut kakak bagi ssaya, menceritakan pengalaman pribadinya. Satu waktu yang tidak pernah diduga, dia menceritakan ini kepada saya. Momen yang awalnya berisi cerita yang menyenangkan menjadi cerita sedih. Jika menyertakan tempat kami bercerita, mungkin beberapa dari pembaca akan mengenalnya. Saya tidak ingin seseorangpun mengetahui siapa yang memiliki pengalaman pribadi seperti ini. Tetapi saya ingin menceritakan kepada pembaca kalau cerita ini nyata, dan tidak semua yang kelihatan bahagia ternyata tidak bahagia.

Dia seorang dosen. Dia adalah seorang ibu dari sepasang anak dan istri dari seorang tentara. Dia memiliki dua orang anak yang lucu dan cerdas. Kebahagiaannya adalah karena dia memiliki anak yang lucu dan cerdas. Saya sih yakin bahwa kecerdasan anaknya pasti turun dari ibunya. Suaminya hanya seorang tentara dengan pangkat rendah lulusan SMP. Tapi sayang, keikhalasan kakak itu membangun keluarga dengan suaminya tidak dihargai oleh suaminya. Suaminya adalah seorang yang suka selingkuh.

Awalnya saya merasa kisah hidup seperti yang dijalani kakak ini hanya ada di televisi. Ternyata sumpah, ini nyata. Dan yang mengalami ini adalah orang terdekat saya. Suaminya tidak henti-hentinya selingkuh dengan wanita lain. Sudah memiliki anak dengan wanita lain. Sampai belasan tahun mereka membangun rumah tangga, dan sudah dikaruniai dua anak pun, suaminya tidak berubah. Dan yang lebih parahnya lagi, suaminya juga seorang yang ringan tangan dan ringan kaki. Ingin rasanya aku mengatakan, tinggalkan saja suami kakak itu. Materi yang dihasilkan aja sedikit, tapi ulahnya besar. Tapi tidak ada alasan bagi seorang Kristen untuk berpisah dengan suaminya. Yang aku tidak habis pikir, karena apa wanita lain mau dengannya. Materi nggak ada, tapi mengapa mau menjadi selingkuhannya.

Inilah yang saya takutkan saat memutuskan untuk menikah nanti. Saya tidak bisa membayangkan saya hidup dan menghabiskan sisa hidup saya dengan pria yang ringan tangan bahkan ringan kaki dan juga dengan pria yang suka bermain dengan wanita lain. Untuk itu saya ingin share ke kita semua, bahwa memilih pasangan hidup bukan hanya sekedar materi, status, ataupun gengsi. Sering sekali godaan datang saat saya melihat teman ssaya memiliki pasangan yang materinya berkelimpahan dan pekerjaan yang sudah mapan. Saya kembali goyah sehingga tidak bersyukur untuk apa yang saya miliki saat ini. Kita semua tahu bahwa materi itu penting, bahkan sangat penting. Tapi kita semua juga tahu bahwa kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan materi. Status ataupun gengsi juga tidak bisa membeli kebahagiaan. Kita dibutakan oleh pekerjaan yang dimata kita hebat, sehingga kita tidak menyeledikinya lebih dalam. Itulah mungkin yang dialami oleh kakak itu. Dia merasa status istri tentara itu hebat, padahal dia tidak tahu jabatan apa yang dimiliki suaminya dan seberapa besar penghasilan suaminya.

Memilih teman hidup adalah pilihan kedua tersulit yang sebenarnya kita harus pilih. Pertama untuk memilih Juru Selamat kita untuk seumur hidup dan kedua adalah memilih pasangan yang akan menemani saat suka dan duka. Oleh karena itu, untuk Anda dan saya, bukan tidak mungkin kita tidak akan menemukan pasangan hidup seperti kakak tersebut, oleh karena itu jangan asal memilih seseorang yang akan menjadi pasangan hidup kita hanya karena materi dan status atau gengsi. Nasehat seorang kakak kepada adiknya yang tidak ingin adiknya merasakan penderitaan yang sama dengannya adalah kenali pasanganmu sampai sedalam-dalamnya. Pancing emosinya sampai puncak, agar kita mengetahui seperti apa reaksinya saat marah. Jika sekali saja dia ringan tangan dan ringan kaki, maka sebaiknya dipikir ulang untuk menjadi pasangan hidupnya. Karena kemungkinan besar saat berkeluarga dengannya, dia bahkan lebih berani melakukan hal yang sama.

Dan saran yang kedua adalah pilihlah pasangan yang memiliki masa lalu dimana dia tidak pernah tertarik dengan wanita lain saat menjalin hubungan denganmu. Jika pasanganmu sekarang adalah seorang yang demikian, berpikir ulanglah untuk menikah dengannya. Karena tabiat seseorang yang tidak pernah puas dengan pasangannya saat berpacaran, masih tidak akan puas dengan pasangan hidupnya setelah menikah.

Just share for us.. Semoga bermanfaat..

Jumat, 03 Oktober 2014

SESEORANG YANG DEWASA TIDAK AKAN MENYALAHKAN ORANG LAIN





Pernahkah kalian merasakan memiliki ruangan pribadi sebagai tempat kalian bekerja seakan kalian adalah bos? Ruang besar dan hanya anda yang berada di ruangan itu? Yahh.. Aku merasakan ini sekarang. Aku bahagia sebahagia-bahagianya. Walaupun ini bukan ruang pribadiku. Aku hanya sebagai asisten dosen, dimana dosen ini jarang berada di kantor ini karena dia memiliki banyak pekerjaan lain.


Inilah alasan kenapa aku sangat bersyukur kepada Tuhanku. Dia tahu yang aku butuhkan. Dia tahu aku membutuhkan pekerjaan, dan Dia berikan pekerjaan ini. Dia tahu aku tidak suka dengan keramaian, aku senang memiliki privasi, dia berikan pekerjaan ini. How good is my God! :)

Tetapi saat kebahagiaan ini hadir, muncul lagi masalah baru. Yeahh, hidup ini memang tidak bisa lepas dari masalah. Sejujurnya, aku dengan jujur tidak tahu dimana letak kesalahanku untuk masalah ini. Aku nggak tau aku salah apa, mengapa mereka menyalahkanku untuk hal baik yang aku lakukan. Tidak mereka memiliki rasa empati? Mengapa mereka begitu egois untuk hal ini? Seandainya mereka tau gimana susahnya mengeluarkan mobil untuk wilayah yang penuh dengan motor berserakan. Mereka tidak tau kesusahan yang dialami pemilik kosku saat mengeluarkan mobil karena terganggu oleh motor mereka. 

Inisiatif ini sudah aku lakukan sejak awal aku memiliki motor. Aku memberikan duplikat kunci motor kepada pemilik kosan agar saat motorku mengganggu jalan masuk keluar mobilnya, dia bisa dengan mudah memindahkannya. Mungkin hanya kunci motorku yang dimiliki olehnya. Sejujurnya aku nggak tahu ini masalah yang sangat besar buat pemilik kosan, sehingga dia meminta kunci motor teman kosanku yg lain beberapa hari yang lalu.

Yang menjadi masalah, saat pemilik kosanku meminta kunci motor kepada mereka, dia memintanya dengan sedikit kasar. Satu sisi mereka tidak mau memberikan kunci motor karena khawatir akan keamanan motornya, dan disisi lain mereka mengeluh karena sikap pemilik kos saat meminta kunci tersebut. Sejujurnya apa yang mereka takutkan, jika terjadi sesuatu dengan motor mereka, pemilik kos pasti akan bertanggung jawab. Setelah mereka tahu aku adalah awal dari pembuat ide tersebut dengan memberi kunci motor kepada pemilik kos, mereka menyalahkan aku. Mereka mengatakan aku penyebab mereka dimarahin sama pemilik kos. Sehingga sejak saat itu mereka menjauhiku.

Dulu tempat yang paling nyaman buatku adalah kamar kosku. Aku betah seharian tidak keluar keluar kos, karena aura kosku kemarin baik. Nah sekarang aku merasa aura yang buruk di kosku. Malas rasanya tinggal berlama-lama di kos.

Satu hal yang membuatku kuat. Aku tidak salah dan apa yang harus kutakutkan? Seburuk apapun perlakuan mereka, aku tidak takut. Karena kebenaran akan muncul. Cepat atau lambat mereka pasti tahu alasan apa yang membuatku memberikan kunci motor kepada pemilik kost. Seandainya mereka bisa nyetir, mereka akan tahu kesusahan pemilik kos saat mengeluarkan mobil karena terhalang motor mereka.

Aku sudah pernah berada di posisi ini sebelumnya. Banyak orang menjauhiku karena menyalahkanku. Tidak tahu sampai saat ini mereka sudah sadar atau belum. Belajar dari pengalaman sebelumnya, aku masih bisa melewatinya walau dengan perlakuan orang-orang yang belum dewasa yang sesuka hati menyalahkan orang lain padahal mereka tidak tahu apa-apa.
 
Pelajaran penting yang kudapat adalah tidak semua yang benar itu dikatakan benar oleh orang lain. Banyak kebijakan Jokowi yang diterima oleh orang dan ada juga yang tidak bisa menerimanya dengan sudut pandangnya sendiri. Begitu juga aku, ideku mungkin baik untuk pemilik kos, tapi mungkin tidak baik untuk teman kos ku dengan alasan pribadi yang egois menurutku. 

Aku tahu, Tuhan berada dipihakku. Dia akan menemaniku walau mereka menjauhiku. Terimakasih Tuhan... Masalah ini membuatku semakin dekat denganMu.

Sabtu, 20 September 2014

Kerikil-kerikil Kecil

Suatu hari seorang teman menceritakan perasaannya melayani saat itu. Tempat dimana aku juga melayanai bersama dengannya. "Aku mulai nggak nyaman ngajar disini. Kayak aku nggak dianggap melayani disini." Dan aku sebagai seorang yang bijak, (eh... ) "Santai ajaa, kita kan melayani buat Tuhan, melayani adik-adik disini, bukan melayani mereka (teman sepelayanan kami)". Santai banget aku dengan jawabanku. Bagus sih jawabannya, bijak banget. Tapi sekarang keadaan itu berbalik sama aku. 

Sekarang pelayananku mandet banget. Aku di tempat yang baru ini merasa dikucilkan. Awalnya aku ambil santai aja, toh aku masih baru, aku penghuni  baru di tempat ini. Aku ikutin cara mereka melayani. Tapi udah setahun aku disini, aku ya gini aja. Masih sendiri disini. Dimana ada keramaian aku nimbrung, tapi saat aku ada keramaian udah serasa sepi. Sadarkah mereka kalu aku butuh kebersamaan dengan mereka? Sadarkah mereka ketidakhadiranku saat melayani itu karena aku tidak nyaman dengan mereka?

Aku merasakan apa yang dirasa temanku beberapa tahun yang lalu. Aku baru tahu betapa jenuhnya pelayanan ini jika kita tidak nyaman dengan suasana di dalamnya. Berulang kali aku bangkit dari kekecewaanku. Tapi saat bangkit, dan masuk ke pelayanan itu lagi, aku kecewa lagi. Aku tidak dianggap lagi. Tapi aku tidak bisa meninggalkan pelayanan ini. Tuhan begitu baik kepadaku. Bagaimana aku harus membalas kebaikanNya? Aku ingin sekali pelayanan ini merupakan salah satu caraku untuk membalasNya. Tapi bagaimana dengan kekecewaanku? Bagaimana dengan lingkungan sekitar yang tidak mendukung?

Saat acara liburan kakr kemarin aku merasa sangat sendiri. Sesak banget rasanya. Seandainya aku bisa nangis, aku pasti menjerit saat itu. Itulah puncak kekecewaanku pada mereka, bukan adik-adikku. Aku kecewa, aku jenuh, aku nggak mau lagi ada disana. Temanku, satu-satunya teman curhatku saat aku sedih meyakinkanku untuk tetap sabar. Apa yang aku sarankan kemarin kepada temanku, itu juga yang dikatakannya. "Melayani bukan untuk mereka, untuk Tuhan. Mereka hanya kerikil-kerikil kecil yang menghambat pelayanan kam aja." Memang bener, bener banget. Tapi sesak ini cuma aku yang tau gimana rasanya. Dan bagaimana aku akan bertahan jika aku tidak dianggap?

Sabtu, 06 September 2014

SABAR DENGAN PERASAAN RIANG DAN GEMBIRA

Seringkali kita mengatakan sabar saat seseorang bercerita kepada kita mengenai masalahnya. Sabar merupakan kata yang wajib diucapkan untuk menghibur seseorang yang sedang berduka. 

Tuhan itu adil. Masih percayakah Anda bahwa Tuhan itu adil?
Sampai saat ini saya masih percaya Tuhan adil dan sampai selama-lamanya mengakui bahwa Tuhan itu adil. Suatu ketika aku merasa sangat sedih, kecewa, bahkan down se-downnya. Merasa bahwa dimanakah Tuhan saat itu? Seorang temanku bertanya "kog kamu belum kerja sampai sekarang?" Jlegg! Aku memang pengen kerja banget dan dia tahu itu. Saat ini aku memang masih kuliah pascasarjana. Walaupun kerja bukan prioritasku saat ini, tapi aku pengen kerja. Apalagi kuliahku tinggal tesis saja. Nggak ada mata kuliah lain yang mewajibkan aku harus stay in campus pada pagi siang dan sore. Keadaan ini yang menuntutku untuk kerja. 

Tapi kenyataan tidak sesuai harapan. Temen aku seakan memojokkan aku. "Lah kan lagi S2? Pinter dong. Masa gak nemu kerjaan?" Aku berusaha membela diriku seadanya. Tidak banyak yang bisa aku katakan karena kenyataan tidak membelaku. Walaupun sebenarnya aku mampu membela diriku lebih, bahkan memojokkannya, karena kenyataannya dia itu gak lebih baik dari aku. Tapi sebagai seorang Kristen yang bukan KTP, aku tidak akan melakukan itu. Aku masih punya Tuhan. Tuhan yang adil. Tuhan yang memampukan aku dengan segala keadaanku.

Sabar.. Itu yang selalu aku tanamkan saat berduka. Awalnya yang aku tahu sabar itu ya pasrah. Tapi semakin ke depan, semakin dewasa, dan setelah membaca renungan harian dari Manna Sorgawi hari ini, 7 September 2014, aku tahu sabar itu bukan hanya pasrah. Sabar itu tetap riang dan gembira. Sabar itu tetap berusaha. Mungkin aku belum diberi kesempatan untuk  kerja sampai saat ini karena aku sedang tesis. Atau mungkin karena adek-adekku lebih membutuhkanku. Saat ini aku sedang mengajar private untuk dua orang murid. Kalau aku sekarang kerja seperti yang aku harapkan, tentu aku tidak bisa mengajar mereka lagi.  Keinginanku bukan keinginan Tuhan. Atau keinginanku bukan kebutuhanku saat ini. Tuhan tahu yang terbaik untukku. Dan aku juga mau menjadi berkat untuk orang lain.

Tuhan itu adil.. Untuk hal lain aku juga mau mengingatkan kalian tetap percaya bahwa Tuhan itu adil. Tetaplah bersabar denga riang gembira. Dan aku bersyukur, walaupun aku tidak seberuntung orang lain saat ini dalam hal karir, tapi aku punya sesorang yang menyayangiku. Ada orang disekitar aku yang saat ini karirnya bagus, tapi sampai saat ini belum menemukan seseorang yang mampu menerimanya apa adanya untuk membina rumah tangga kelak. Untuk itu tetaplah bersyukur. Buat siapa saja yang saat ini sedang terpuruk, ingatlah bahwa Tuhan itu adil. Lihat hal yang baik yang ada pada dirimu untuk mensyukuri semua yang Tuhan berikan. Dibalik kesuksesan orang yang kita lihat sekarang, dia pasti memiliki kekurangan. Tapi kekurangan yang dimiliknya tidak terlihat orang lain karena dia menutupi kekurangannya dengan kelebihannya. Tuhan tidak mungkin mengijinkan penderitaan menghampiri kita kalau Tuhan tahu kita tidak mampu melewatinya. 

Sabar karena Tuhan itu adil.. Ada pelangi setelah hujan. Itu kenyataan, aku bahkan semua dari kalian pernah merasakan itu. Pernahkan kalian merasa sedih sampai dunia terasa gelap? Sampai kalian tidak mempu bangkit untuk menghadapi hari esok? Suatu ketika aku pernah kehilangan seseorang yang sangat aku sayang. Bahkan aku berharap bahwa itu hanya mimpi. Aku kehilangannya karna Tuhan ingin bersama dengannya. Aku sempat berfikir untuk ikut bersama dengannya. Dua tahun bukan waktu yang cepat untuk menata hati kembali. Karena sangkin sedihnya, aku bahkan pernah berfikir untuk tidak akan mencintai orang lain lagi. Tapi Tuhan berkehendak lain. Tuhan tahu aku tidak mungkin mampu hidup sendiri, sehingga sekarang aku menemukan seseorang yang sangat baik. Bahkan sekarang aku merasa cintanya kepadaku lebih dari cinta orang yang terdahulu. Bersabarlah... Ada pelagi sehabis hujan. Dua orang orang yang kukenal pernah merasakan sakit karena batal nikah. Ada rasa sakit yang kurasakan saat mereka menceritakan kisah hidupnya. Tapi kamu tahu apa yang terjadi saat ini? Belum genap dua tahun mereka sudah menemukan seseorang yang lebih baik dari orang yang menyakiti mereka. Mereka sabar dan tidak berlaku jahat. 

Tetaplah pada jalan Tuhan. Tuhan itu adil. Bersabarlah terus dan bersabarlah dengan perasaan riang gembira. Terus berusaha dan bersyukur. Maka pelangi akan muncul di hidupmu.. HAVE A GREAT LIFE GUYS.. 
GOD BLESS YOU ALL