Jumat, 17 Oktober 2014

Memilih pasangan hidup bukan hanya sekedar materi ataupun status

Ini bukan bukan pengalaman pribadi saya dan semoga tidak menjadi kenyataan pada saya kelak.

Seorang teman, sebenarnya lebih pantas disebut kakak bagi ssaya, menceritakan pengalaman pribadinya. Satu waktu yang tidak pernah diduga, dia menceritakan ini kepada saya. Momen yang awalnya berisi cerita yang menyenangkan menjadi cerita sedih. Jika menyertakan tempat kami bercerita, mungkin beberapa dari pembaca akan mengenalnya. Saya tidak ingin seseorangpun mengetahui siapa yang memiliki pengalaman pribadi seperti ini. Tetapi saya ingin menceritakan kepada pembaca kalau cerita ini nyata, dan tidak semua yang kelihatan bahagia ternyata tidak bahagia.

Dia seorang dosen. Dia adalah seorang ibu dari sepasang anak dan istri dari seorang tentara. Dia memiliki dua orang anak yang lucu dan cerdas. Kebahagiaannya adalah karena dia memiliki anak yang lucu dan cerdas. Saya sih yakin bahwa kecerdasan anaknya pasti turun dari ibunya. Suaminya hanya seorang tentara dengan pangkat rendah lulusan SMP. Tapi sayang, keikhalasan kakak itu membangun keluarga dengan suaminya tidak dihargai oleh suaminya. Suaminya adalah seorang yang suka selingkuh.

Awalnya saya merasa kisah hidup seperti yang dijalani kakak ini hanya ada di televisi. Ternyata sumpah, ini nyata. Dan yang mengalami ini adalah orang terdekat saya. Suaminya tidak henti-hentinya selingkuh dengan wanita lain. Sudah memiliki anak dengan wanita lain. Sampai belasan tahun mereka membangun rumah tangga, dan sudah dikaruniai dua anak pun, suaminya tidak berubah. Dan yang lebih parahnya lagi, suaminya juga seorang yang ringan tangan dan ringan kaki. Ingin rasanya aku mengatakan, tinggalkan saja suami kakak itu. Materi yang dihasilkan aja sedikit, tapi ulahnya besar. Tapi tidak ada alasan bagi seorang Kristen untuk berpisah dengan suaminya. Yang aku tidak habis pikir, karena apa wanita lain mau dengannya. Materi nggak ada, tapi mengapa mau menjadi selingkuhannya.

Inilah yang saya takutkan saat memutuskan untuk menikah nanti. Saya tidak bisa membayangkan saya hidup dan menghabiskan sisa hidup saya dengan pria yang ringan tangan bahkan ringan kaki dan juga dengan pria yang suka bermain dengan wanita lain. Untuk itu saya ingin share ke kita semua, bahwa memilih pasangan hidup bukan hanya sekedar materi, status, ataupun gengsi. Sering sekali godaan datang saat saya melihat teman ssaya memiliki pasangan yang materinya berkelimpahan dan pekerjaan yang sudah mapan. Saya kembali goyah sehingga tidak bersyukur untuk apa yang saya miliki saat ini. Kita semua tahu bahwa materi itu penting, bahkan sangat penting. Tapi kita semua juga tahu bahwa kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan materi. Status ataupun gengsi juga tidak bisa membeli kebahagiaan. Kita dibutakan oleh pekerjaan yang dimata kita hebat, sehingga kita tidak menyeledikinya lebih dalam. Itulah mungkin yang dialami oleh kakak itu. Dia merasa status istri tentara itu hebat, padahal dia tidak tahu jabatan apa yang dimiliki suaminya dan seberapa besar penghasilan suaminya.

Memilih teman hidup adalah pilihan kedua tersulit yang sebenarnya kita harus pilih. Pertama untuk memilih Juru Selamat kita untuk seumur hidup dan kedua adalah memilih pasangan yang akan menemani saat suka dan duka. Oleh karena itu, untuk Anda dan saya, bukan tidak mungkin kita tidak akan menemukan pasangan hidup seperti kakak tersebut, oleh karena itu jangan asal memilih seseorang yang akan menjadi pasangan hidup kita hanya karena materi dan status atau gengsi. Nasehat seorang kakak kepada adiknya yang tidak ingin adiknya merasakan penderitaan yang sama dengannya adalah kenali pasanganmu sampai sedalam-dalamnya. Pancing emosinya sampai puncak, agar kita mengetahui seperti apa reaksinya saat marah. Jika sekali saja dia ringan tangan dan ringan kaki, maka sebaiknya dipikir ulang untuk menjadi pasangan hidupnya. Karena kemungkinan besar saat berkeluarga dengannya, dia bahkan lebih berani melakukan hal yang sama.

Dan saran yang kedua adalah pilihlah pasangan yang memiliki masa lalu dimana dia tidak pernah tertarik dengan wanita lain saat menjalin hubungan denganmu. Jika pasanganmu sekarang adalah seorang yang demikian, berpikir ulanglah untuk menikah dengannya. Karena tabiat seseorang yang tidak pernah puas dengan pasangannya saat berpacaran, masih tidak akan puas dengan pasangan hidupnya setelah menikah.

Just share for us.. Semoga bermanfaat..

Jumat, 03 Oktober 2014

SESEORANG YANG DEWASA TIDAK AKAN MENYALAHKAN ORANG LAIN





Pernahkah kalian merasakan memiliki ruangan pribadi sebagai tempat kalian bekerja seakan kalian adalah bos? Ruang besar dan hanya anda yang berada di ruangan itu? Yahh.. Aku merasakan ini sekarang. Aku bahagia sebahagia-bahagianya. Walaupun ini bukan ruang pribadiku. Aku hanya sebagai asisten dosen, dimana dosen ini jarang berada di kantor ini karena dia memiliki banyak pekerjaan lain.


Inilah alasan kenapa aku sangat bersyukur kepada Tuhanku. Dia tahu yang aku butuhkan. Dia tahu aku membutuhkan pekerjaan, dan Dia berikan pekerjaan ini. Dia tahu aku tidak suka dengan keramaian, aku senang memiliki privasi, dia berikan pekerjaan ini. How good is my God! :)

Tetapi saat kebahagiaan ini hadir, muncul lagi masalah baru. Yeahh, hidup ini memang tidak bisa lepas dari masalah. Sejujurnya, aku dengan jujur tidak tahu dimana letak kesalahanku untuk masalah ini. Aku nggak tau aku salah apa, mengapa mereka menyalahkanku untuk hal baik yang aku lakukan. Tidak mereka memiliki rasa empati? Mengapa mereka begitu egois untuk hal ini? Seandainya mereka tau gimana susahnya mengeluarkan mobil untuk wilayah yang penuh dengan motor berserakan. Mereka tidak tau kesusahan yang dialami pemilik kosku saat mengeluarkan mobil karena terganggu oleh motor mereka. 

Inisiatif ini sudah aku lakukan sejak awal aku memiliki motor. Aku memberikan duplikat kunci motor kepada pemilik kosan agar saat motorku mengganggu jalan masuk keluar mobilnya, dia bisa dengan mudah memindahkannya. Mungkin hanya kunci motorku yang dimiliki olehnya. Sejujurnya aku nggak tahu ini masalah yang sangat besar buat pemilik kosan, sehingga dia meminta kunci motor teman kosanku yg lain beberapa hari yang lalu.

Yang menjadi masalah, saat pemilik kosanku meminta kunci motor kepada mereka, dia memintanya dengan sedikit kasar. Satu sisi mereka tidak mau memberikan kunci motor karena khawatir akan keamanan motornya, dan disisi lain mereka mengeluh karena sikap pemilik kos saat meminta kunci tersebut. Sejujurnya apa yang mereka takutkan, jika terjadi sesuatu dengan motor mereka, pemilik kos pasti akan bertanggung jawab. Setelah mereka tahu aku adalah awal dari pembuat ide tersebut dengan memberi kunci motor kepada pemilik kos, mereka menyalahkan aku. Mereka mengatakan aku penyebab mereka dimarahin sama pemilik kos. Sehingga sejak saat itu mereka menjauhiku.

Dulu tempat yang paling nyaman buatku adalah kamar kosku. Aku betah seharian tidak keluar keluar kos, karena aura kosku kemarin baik. Nah sekarang aku merasa aura yang buruk di kosku. Malas rasanya tinggal berlama-lama di kos.

Satu hal yang membuatku kuat. Aku tidak salah dan apa yang harus kutakutkan? Seburuk apapun perlakuan mereka, aku tidak takut. Karena kebenaran akan muncul. Cepat atau lambat mereka pasti tahu alasan apa yang membuatku memberikan kunci motor kepada pemilik kost. Seandainya mereka bisa nyetir, mereka akan tahu kesusahan pemilik kos saat mengeluarkan mobil karena terhalang motor mereka.

Aku sudah pernah berada di posisi ini sebelumnya. Banyak orang menjauhiku karena menyalahkanku. Tidak tahu sampai saat ini mereka sudah sadar atau belum. Belajar dari pengalaman sebelumnya, aku masih bisa melewatinya walau dengan perlakuan orang-orang yang belum dewasa yang sesuka hati menyalahkan orang lain padahal mereka tidak tahu apa-apa.
 
Pelajaran penting yang kudapat adalah tidak semua yang benar itu dikatakan benar oleh orang lain. Banyak kebijakan Jokowi yang diterima oleh orang dan ada juga yang tidak bisa menerimanya dengan sudut pandangnya sendiri. Begitu juga aku, ideku mungkin baik untuk pemilik kos, tapi mungkin tidak baik untuk teman kos ku dengan alasan pribadi yang egois menurutku. 

Aku tahu, Tuhan berada dipihakku. Dia akan menemaniku walau mereka menjauhiku. Terimakasih Tuhan... Masalah ini membuatku semakin dekat denganMu.

Sabtu, 20 September 2014

Kerikil-kerikil Kecil

Suatu hari seorang teman menceritakan perasaannya melayani saat itu. Tempat dimana aku juga melayanai bersama dengannya. "Aku mulai nggak nyaman ngajar disini. Kayak aku nggak dianggap melayani disini." Dan aku sebagai seorang yang bijak, (eh... ) "Santai ajaa, kita kan melayani buat Tuhan, melayani adik-adik disini, bukan melayani mereka (teman sepelayanan kami)". Santai banget aku dengan jawabanku. Bagus sih jawabannya, bijak banget. Tapi sekarang keadaan itu berbalik sama aku. 

Sekarang pelayananku mandet banget. Aku di tempat yang baru ini merasa dikucilkan. Awalnya aku ambil santai aja, toh aku masih baru, aku penghuni  baru di tempat ini. Aku ikutin cara mereka melayani. Tapi udah setahun aku disini, aku ya gini aja. Masih sendiri disini. Dimana ada keramaian aku nimbrung, tapi saat aku ada keramaian udah serasa sepi. Sadarkah mereka kalu aku butuh kebersamaan dengan mereka? Sadarkah mereka ketidakhadiranku saat melayani itu karena aku tidak nyaman dengan mereka?

Aku merasakan apa yang dirasa temanku beberapa tahun yang lalu. Aku baru tahu betapa jenuhnya pelayanan ini jika kita tidak nyaman dengan suasana di dalamnya. Berulang kali aku bangkit dari kekecewaanku. Tapi saat bangkit, dan masuk ke pelayanan itu lagi, aku kecewa lagi. Aku tidak dianggap lagi. Tapi aku tidak bisa meninggalkan pelayanan ini. Tuhan begitu baik kepadaku. Bagaimana aku harus membalas kebaikanNya? Aku ingin sekali pelayanan ini merupakan salah satu caraku untuk membalasNya. Tapi bagaimana dengan kekecewaanku? Bagaimana dengan lingkungan sekitar yang tidak mendukung?

Saat acara liburan kakr kemarin aku merasa sangat sendiri. Sesak banget rasanya. Seandainya aku bisa nangis, aku pasti menjerit saat itu. Itulah puncak kekecewaanku pada mereka, bukan adik-adikku. Aku kecewa, aku jenuh, aku nggak mau lagi ada disana. Temanku, satu-satunya teman curhatku saat aku sedih meyakinkanku untuk tetap sabar. Apa yang aku sarankan kemarin kepada temanku, itu juga yang dikatakannya. "Melayani bukan untuk mereka, untuk Tuhan. Mereka hanya kerikil-kerikil kecil yang menghambat pelayanan kam aja." Memang bener, bener banget. Tapi sesak ini cuma aku yang tau gimana rasanya. Dan bagaimana aku akan bertahan jika aku tidak dianggap?

Sabtu, 06 September 2014

SABAR DENGAN PERASAAN RIANG DAN GEMBIRA

Seringkali kita mengatakan sabar saat seseorang bercerita kepada kita mengenai masalahnya. Sabar merupakan kata yang wajib diucapkan untuk menghibur seseorang yang sedang berduka. 

Tuhan itu adil. Masih percayakah Anda bahwa Tuhan itu adil?
Sampai saat ini saya masih percaya Tuhan adil dan sampai selama-lamanya mengakui bahwa Tuhan itu adil. Suatu ketika aku merasa sangat sedih, kecewa, bahkan down se-downnya. Merasa bahwa dimanakah Tuhan saat itu? Seorang temanku bertanya "kog kamu belum kerja sampai sekarang?" Jlegg! Aku memang pengen kerja banget dan dia tahu itu. Saat ini aku memang masih kuliah pascasarjana. Walaupun kerja bukan prioritasku saat ini, tapi aku pengen kerja. Apalagi kuliahku tinggal tesis saja. Nggak ada mata kuliah lain yang mewajibkan aku harus stay in campus pada pagi siang dan sore. Keadaan ini yang menuntutku untuk kerja. 

Tapi kenyataan tidak sesuai harapan. Temen aku seakan memojokkan aku. "Lah kan lagi S2? Pinter dong. Masa gak nemu kerjaan?" Aku berusaha membela diriku seadanya. Tidak banyak yang bisa aku katakan karena kenyataan tidak membelaku. Walaupun sebenarnya aku mampu membela diriku lebih, bahkan memojokkannya, karena kenyataannya dia itu gak lebih baik dari aku. Tapi sebagai seorang Kristen yang bukan KTP, aku tidak akan melakukan itu. Aku masih punya Tuhan. Tuhan yang adil. Tuhan yang memampukan aku dengan segala keadaanku.

Sabar.. Itu yang selalu aku tanamkan saat berduka. Awalnya yang aku tahu sabar itu ya pasrah. Tapi semakin ke depan, semakin dewasa, dan setelah membaca renungan harian dari Manna Sorgawi hari ini, 7 September 2014, aku tahu sabar itu bukan hanya pasrah. Sabar itu tetap riang dan gembira. Sabar itu tetap berusaha. Mungkin aku belum diberi kesempatan untuk  kerja sampai saat ini karena aku sedang tesis. Atau mungkin karena adek-adekku lebih membutuhkanku. Saat ini aku sedang mengajar private untuk dua orang murid. Kalau aku sekarang kerja seperti yang aku harapkan, tentu aku tidak bisa mengajar mereka lagi.  Keinginanku bukan keinginan Tuhan. Atau keinginanku bukan kebutuhanku saat ini. Tuhan tahu yang terbaik untukku. Dan aku juga mau menjadi berkat untuk orang lain.

Tuhan itu adil.. Untuk hal lain aku juga mau mengingatkan kalian tetap percaya bahwa Tuhan itu adil. Tetaplah bersabar denga riang gembira. Dan aku bersyukur, walaupun aku tidak seberuntung orang lain saat ini dalam hal karir, tapi aku punya sesorang yang menyayangiku. Ada orang disekitar aku yang saat ini karirnya bagus, tapi sampai saat ini belum menemukan seseorang yang mampu menerimanya apa adanya untuk membina rumah tangga kelak. Untuk itu tetaplah bersyukur. Buat siapa saja yang saat ini sedang terpuruk, ingatlah bahwa Tuhan itu adil. Lihat hal yang baik yang ada pada dirimu untuk mensyukuri semua yang Tuhan berikan. Dibalik kesuksesan orang yang kita lihat sekarang, dia pasti memiliki kekurangan. Tapi kekurangan yang dimiliknya tidak terlihat orang lain karena dia menutupi kekurangannya dengan kelebihannya. Tuhan tidak mungkin mengijinkan penderitaan menghampiri kita kalau Tuhan tahu kita tidak mampu melewatinya. 

Sabar karena Tuhan itu adil.. Ada pelangi setelah hujan. Itu kenyataan, aku bahkan semua dari kalian pernah merasakan itu. Pernahkan kalian merasa sedih sampai dunia terasa gelap? Sampai kalian tidak mempu bangkit untuk menghadapi hari esok? Suatu ketika aku pernah kehilangan seseorang yang sangat aku sayang. Bahkan aku berharap bahwa itu hanya mimpi. Aku kehilangannya karna Tuhan ingin bersama dengannya. Aku sempat berfikir untuk ikut bersama dengannya. Dua tahun bukan waktu yang cepat untuk menata hati kembali. Karena sangkin sedihnya, aku bahkan pernah berfikir untuk tidak akan mencintai orang lain lagi. Tapi Tuhan berkehendak lain. Tuhan tahu aku tidak mungkin mampu hidup sendiri, sehingga sekarang aku menemukan seseorang yang sangat baik. Bahkan sekarang aku merasa cintanya kepadaku lebih dari cinta orang yang terdahulu. Bersabarlah... Ada pelagi sehabis hujan. Dua orang orang yang kukenal pernah merasakan sakit karena batal nikah. Ada rasa sakit yang kurasakan saat mereka menceritakan kisah hidupnya. Tapi kamu tahu apa yang terjadi saat ini? Belum genap dua tahun mereka sudah menemukan seseorang yang lebih baik dari orang yang menyakiti mereka. Mereka sabar dan tidak berlaku jahat. 

Tetaplah pada jalan Tuhan. Tuhan itu adil. Bersabarlah terus dan bersabarlah dengan perasaan riang gembira. Terus berusaha dan bersyukur. Maka pelangi akan muncul di hidupmu.. HAVE A GREAT LIFE GUYS.. 
GOD BLESS YOU ALL

Kamis, 01 Mei 2014

Kangen Medan.. KANGEN KAKR PASAR PITU


Cerita kerinduanku akan Medan. Terlebih rindu anak-anak sekolah minggu GBKP Pasar Pitu. Udah sekitar delapan bulanan nggak ngajar sekolah minggu lagi. Kangen banget sama adik-adikku..

Akhir tahun 2010 sah dilantik jadi Guru Sekolah Minggu. Dengan penuh haru harus siap mengemban tugas mulia ini. eaaakk :D
Udah tiga tahun lebih jadi guru sekolah minggu. Suka-duka dilewati saat menjadi GSM. Lihat tingkah adik-adikku yang lucu membuat semua beban pikiran hilang seketika. Adik-adikku, Kakak Asri rinduu... :*

Walau ada sedikit masalah dengan sesama GSM disana, aku tetap cinta KAKR Pasar Pitu. Cinta adik-adiknya, cinta teman-temanku juga sesama pelayan kakr. 

Rutinitas KAKR yang nggak pernah aku lupain itu yah, setiap minggunya ngajar sekolah minggu. Hari minggu itu pasti selalu full. Dan aku enjoy banget sama kegiatanku itu. Pagi jam 07.00 pagi kebaktian minggu seperti umat nasrani pada umumnya. Menurut aku yah, percuma juga menjadi pengajar yang baik hati kalau ibadah pribadi dengan Tuhan tidak dilaksanakan. Karena ada juga beberapa teman pelayanan aku yang rajin sekali ngajar sekolah minggu tetapi ibadah minggunya sering absen. Tapi aku nggak gitu kog. Walau sering telat datang ibadah minggu, aku selalu usahain datang ibadah minggu. Eh sekedar info nih yaa, satu tahun terakhir sebelum aku pindah ke kota ini, aku juga organis di gereja aku, GBKP Pasar Pitu. Jadinya semakin rajin aja ibadah minggunyaa.. hehehe

Kalau ngajarnya sekitar jam 9.30 pagi sampai jam 11.30, sekitar jam segitu lah. Sehabis ngajar, yah menghadiri rapat GSM. Ini nih yang terkadang membosankan. Gimana nggak yah, rapat dengan perut laparlah jadinya. Selesainya biasa sekitar jam 13.00. Udah gitu ya yang ngebuat aku itu males banget, di rapat itu pasti aja selalu ada adu mulut. Males banget yaahh... Mau nggak mau, suka nggak suka, yah harus diikutin. Uppsstt maaf ya teman-teman, kebongkar deh.. heheh

Beres rapat, belum bisa istirahat juga. Sorenya ngajar PA adek-adek PJJku. Nggak bisa dong ya, ngajar tanpa persiapan. Jadi deh buat persiapan untuk ngajar PAnya dulu. Cari bahan di internet, print gambar kalo butuh gambar, dll itu yang harus dikerjakan sebelum jam 4 sore. Karena sekitar jam 4 sore udah ngajar PA lagi. Capee sih, tapi nikmatin banget hari mingguku. Terserah deh ya orang mau bilang munafik, tapi jujur aku rindu hari mingguku seperti itu.

Bukan rutinitas itu aja yang ternyata aku rindukan. Aku rindu kesibukan untuk mempersiapkan Paskah, Natal, Retreat, HDS, dll.. Rinduuu... Disini aku juga masih melakukan pelayananku menjadi GSM. Tapi tetap aja disini itu nggak seperti di Medan. huhuuhuuuu :'(

Ini yah aku sertakan foto-foto. Ini buat kalian yang penasaran kenapa sih aku rindu mereka.


Ini momen Acara Family Games yang pertama. So ecxiting. Rindu kaliaann...

Ini saat jalan salib paskah subuh di tahun 2010. Paskah pertama yang aku alami..


Ini nih yang aku rindukan juga. Tiap Bulan April pasti ngerayain HDS dan HUT KAKR. Dan yang paling menyenangkannya, saya pasti ikut tiup lilin. :D

 Kalo yang ini natal pertamaku jadi guru sekolah minggu. Jadul banget hahahaa :D


Nah, yang berikutnya adalah foto-foto adek-adek PJJ yang aku ajarin dari awal sampai terakhir ini. Di lihat yaa... :D


 
Ini PJJ pertama aku bersama kakak pamongku, Kak Siska dan teman sesama pamongku, Dera. PJJ Bunga Sedap Malam A tahun 2010

Ini bersama PJJ Sedap Malam dan Edelweis pada tahun 2011. Adik-adiknya senang banget renang. Pasti yah tiap PA nanya, "Kak Asri, kapan renang?" Astagaa... Gag bener yah kalo tiap bulan renang. hahhaa Yang pasti yah, di PJJ ini, adik2nya ada yang cerdas, ada yg pinter musik, cuma yang disayangkan itu cewek-ceweknya pada pemalu banget. hehehe 

 Judul fotonya ini kita menang kita bangga! :D
Ini bersama PJJ Bungan Nusa Indah tahun 2012. Foto ini diambil waktu Paskah 2012 dan kita itu juara umum 2. yeeeyyy
Adik-adik ini dominan cewek, pada cerdas, dan adik kecilnya lucu-lucu.. Terus seneng sama PJJ ini karena merekanya nggak susah diatur. Berkesan banget sama adik-adik PJJ ini. 


Ini PJJ terakhir aku.. :( PJJ Bunga Sri Rejeki tahun 2013. Belum sampai setahun udah pergi ke kota ini. Sediihh :'( 
Adik-adik ini PJJ aku juga, PJJ orang tuaku. PJJ ini didominasi anak-anak kecil. Cuma beberapa orang yang cukup dewasa. Tapi yah, PJJ ini asyik ngajar PA-nya, karena tiap PA itu biasanya makan. horreee :D


Itu deh sekilas KAKR Pasar Pitu. Catatan ini buat mereka adik-adik sekolah mingguku. Kakak Asri kangen kalian dek.. huhuhuuu :'(
Tapi yah, kurang lengkap rasanya kalo nggak kenalin temen-temen pelayanan aku di KAKR Pasar Pitu. Tunggu cerita aku tentang mereka yaa. Terimakasih...

Selasa, 29 April 2014

CERITA BANDUNG

Mau coba-coba cerita di blog ini. Ini yang pertama kali. Semoga tidak terjadi kesalahan dalam berkata-kata yaa.. Jika ada kesalahan mohon ampun yaa. Ini yang pertama soalnya..

Udah hampir 8 bulan aku meninggalkan kota kelahiranku untuk melanjutkan kuliahku. Pada awalnya tak terlintas dipikiranku untuk melanjutkan kuliah ke jenjang master. Tapi apa daya, saya plinplan memang. Seorang abang yang sangat berperan penting saat saya menyusun Tugas Akhir (Skripsi), dia yang memancing saya untuk melanjutkan kuliah ini. Awalnya, boro-boro ngelanjut kuliah lagi, selesain kuliah Arsitektur ini aja pun udah syukur banget buat aku. Gimana enggak, aku itu niat gag niat kuliah jurusan ini. Pintar enggak, bodoh juga enggak sih. Pokoknya yah, aku itu gag bisa mencintai kuliah jurusan ini. Aku itu nyamannya menggunakan otak kiriku dibanding otak kananku. Sehingga saat aku disuruh untuk menggambar, membuat desain, susah buat aku. Nah, kalau aku disuruh menghitung, itu baru jiwaku. Bakat menghitungku udah kelihatan sejak aku SD. Sukanya selalu sama pelajaran Matematika. Bahkan sampai SMA yah, aku itu seneng sama pelajaran Mate. Bahkan nih ya, sewaktu mau SMNPTN, atau ujian akhir deh ya, kalau udah bosen aja sm belajar pasti aku belajarnya Mate. Belajar Mate itu sama aja kayak refreshing buat aku.

Anyway, ngabahas tentang yang sekarang nih yaa...
Akhirnya si Abang Andes, yahh dia yang ngebantu aku kemarin waktu TA. Pembimbing ketiga aku deh ceritanya. Bang Andes itu bilang, "Asri langsung S2 aja nanti kalo udah selesai". kaget dong akunya. "Gimana bisa aku lanjut S2, kuliah S1 aja aku pontang-panting", dalam hati aku nih ya. Yang paling ngengagetin, si abang andes bilang lanjut S2 nya di luar negeri. Astagaaa... kaget dongg... Gimana yah, di dalam kota, di universitas yang biasa aja nih, aku ngerasa sulit banget. Apalagi di negara orang yang notabene bahasanya itu loh, susah pasti. Terus kata si Abang, "Asri bisa. Asri itu punya potensi." Alamakjaannggg...
Tapi yah, intinya kuliah di luar gag jadi, dan ngelajutnya di Kota Bandung ini, di Universitas Katolik Parahyangan.

 
Ini nih yang namanya Bang Andes
Buat kamu yang penasaran yeaa... hahaaa

Sudah satu semester aku lalui di universitas ini. Jurusan yang aku ambil pun berbeda dari jurusan awalku Arsitektur. Agak melenceng sedikit, tapi gag jauh-jauh banget sih. Masih satu induk dengan arsitektur. Jurusan Teknik Sipil dengan konsentrasi Manajemen Konstruksi menjadi pilihanku. Setidaknya jurusan ini tidak memaksa aku untuk mendesain. Jurusan ini lebih banyak menghitungnya. Yahh, lumayanlah.. Tapi yah, yang jadi maslaah baru, aku itu gag tau dasar Teknik Sipil sama sekali. Terpaksa deh aku belajar dari awal lagi. OoEmJii... 
Mau gag mau, suka gak suka, yah harus di jalanin. Udah jadi pilihan sih. Mau di gugurin, duitnya udah keluar banyak. Diterusin deh... Tapi puji Tuhan yah, satu semster dapat dijalanin dengan baik. Nggak ada yang ngulang walaupun cuma satu dari lima mata kuliah yang dapat nilai A, selebihnya B.

Enam bulan udah berlalu. sekarang aku udah masuk semester dua. Iiiihhh, semester ini ya bener-bener.. Bener-bener susah banget.. UTS udah. Nilainyaaa hancur kayaknya. Galaulah princesss -___-